Kumpulan Herbal Tradisional Indonesia

mari lebih arif dalam memanfaatkan kekayaan herbal Indonesia

Rahasia Kunci Atasi Kanker June 3, 2010

Penampilannya persis anak-anak kunci yang disatukan. Itulah sebabnya ia disebut temukunci. Ibu-ibu mencampurkan temukunci ketika memasak sayur bayam untuk menetralisir purin. Purin penyebab asam urat pun hilang. Riset terakhir membuktikan anggota famili Zingiberaceae itu antikanker.

Temukunci antikanker? Begitulah riset Dr Sukardiman, Apt MS, peneliti di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, selama 7 tahun sejak 1999. Doktor farmasi itu menggunakan jasa mencit yang mengidap kanker akibat suntikan zat benzo(a)pirena, zat karsinogenik alias penyebab kanker. Sukardiman mengelompokkan mencit-mencit itu dalam 4 grup. Untuk mengatasinya, kelahiran Kebumen, Jawa Tengah, 9 Januari 1963 itu menjadikan kelompok I sebagai kontrol, pada kelompok ke-2 diberikan 20 mg/kg bobot tubuh isolat murni pinostrobin; kelompok ke-3 berdosis 40 mg per kg bobot tubuh; sedangkan kelompok ke-4 diberi senyawa antikanker.

Mencit kelompok 3 yang diberi pinostrobin menunjukkan sel kanker tak berkembang biak. Bahkan, perkembangannya terhambat sampai 80%. Artinya, anggota famili Zingiberaceae itu tokcer sebagai antikanker. Zat apa yang paling berperan melawan sel mematikan itu? Menurut Sukardiman, pinostrobin dalam temukunci ampuh melawan sel kanker. Cara kerjanya dengan menghambat pertumbuhan sel kanker.

Antioksidan

Keampuhan temukunci dalam mengatasi sel kanker dibuktikan melalui uji in vitro. Dengan konsentrasi 100mikromolar, flavonoid itu menghambat pertumbuhan sel kanker leukimia. Atas dasar pengujian itu, diyakini pinostrobin sebagai zat anitkanker dalam temukunci. Ia merusak sel kanker sekaligus mendorong proses bunuh diri. Dalam istilah kedokteran, cara kerja itu disebut apoptosis. “Kesaktian” sel kanker yang tak pernah mati akhirnya hilang.

Pinostrobin merupakan senyawa antioksidan. Perannya sebagai penangkal zat radikal bebas penyebab kanker. Radikal bebas adalah molekul, atom, atau grup atom yang tidak berpasangan. Ia berbahaya jika jumlahnya lebih banyak dibandingkan senyawa antioksidan dalam tubuh. Akibatnya, radikal bebas yang bersifat elektrofil menyerang tubuh dan merusak DNA, sehingga kanker mudah menyerang. Agar ketahanan tubuh kuat, sistem ketahanan tubuh harus dijaga.

Menurut Dr Suprapto Ma’at dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, fungsi sistem imun adalah pertahanan. Ia sebagai penjaga keseimbangan komponen tubuh dengan membersihkan sel-sel mati. Fungsi lain, sistem imun meronda ke seluruh bagian tubuh. Jika ditemukan sel tubuh yang mutasi–memicu kanker–sistem imun akan membinasakannya. “Sistem imun melindungi tubuh dari bahaya radikal bebas dalam tubuh,” katanya.

Selain itu pinostrobin juga mampu menghambat kerja enzim topoisomerase I. “Biasanya pada penderita kanker, aktivitas enzim itu meningkat,” katanya. Dampaknya topoisomerase meningkat jumlahnya. Peningkatan itu akibat tingginya aktivitas transkripsi dan translasi DNA. Transkripsi perubahan DNA menjadi messenger ribo nucleic acid (mRNA), pembawa kode genetik. Translasi adalah penggabungan asam amino dalam DNA.

Berkat pinostrobin itulah penambahan jumlah topoisomerase I dihambat. Caranya dengan menghambat transkripsi DNA. Sedangkan aktivitas kerja enzim dihambat dengan cara mengeluarkan zat yang akan mengikat enzim. Akibatnya, sel kanker mati. Dengan demikian rutin meminum temu kunci tokcer mengatasi kanker. Bagi konsumen sehat, kebiasaan meminum rebusan kerabat jahe itu mujarab mencegah serangan kanker.

Cegah

Selain mengandung pinostrobin, temukunci juga kaya minyak asiri. “Dalam tiap rimpang berumur 9 bulan rata-rata terkandung 1,2% minyak asiri,” kata Sukardiman. Komponen utamanya terdiri dari monoterpen, seskuiterpen, dan turunan fenilpropana antara lainL geranial, neral, kamfora, zingiberen, d-pinen, kamfen, d-borneol, geraniol, osimen, serta miristin. Menurut Prof Sidik, guru besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran, khasiat minyak asiri pada temukunci serupa dengan kerabatnya temulawak dan kunyit.

“Kandungan asiri pada ketiganya terbukti memiliki banyak manfaat,” kata Sidik. Riset Prof Dr Yahya Kisyanto dan Dr Nyoman Kertia membuktikannya. Xanthorrizol, senyawa aktif dalam temulawak memang terbukti sebagai antikanker. Sayang, penelitian temukunci belum sampai pada tahap uji klinis. Jadi, dosis bagi manusia belum diketahui.

Yang paling penting, gunakan rimpang temukunci berumur 9 bulan. Jika masa panen terlewat hingga 4 bulan–rimpang tetap dalam tanah–menyebabkan zat berkhasiat hilang. Rimpang temukunci terdiri dari umbi induk yang membulat dan rimpang-rimpang kecil bagai anak kunci. Kedua jenis rimpang itu berkhasiat obat. Setelah bersih, iris rimpang Kaempferia panduratum tipis-tipis, rebus dalam 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa segelas. Ramuan itulah yang rutin dikonsumsi untuk mencegah atau atasi kanker. (Lani Marliani/Peliput: Lastioro Anmi Tambunan)

Source: Trubus April 2008 (Hal: 122)